Keputusan
pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2044, p.547) adalah pemilihan dari dua atau
lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat
keputusan haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk
membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan
tersebut itu dilakukan. Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut dapat
digolongkan sebagai berikut:
1.
Rencana pembelian, baik produk dan merek
sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk
tinggi (barang otomotif) namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian
yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase dapat dialihkan dengan
taktik marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi
lainnya.
2. Sebagian rencana pembelian, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran, dapat dipengaruhi oleh discount harga atau displayproduk.
3. Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan seseorang akan kebutuhan dan memicu pembelian (Engel, F. James, et.al , 2001, pp.127-128)
2. Sebagian rencana pembelian, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran, dapat dipengaruhi oleh discount harga atau displayproduk.
3. Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan seseorang akan kebutuhan dan memicu pembelian (Engel, F. James, et.al , 2001, pp.127-128)
Berdasarkan landasan teori,
ada dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal
dan faktor internal.
a)
Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan
faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing
strategi, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang
memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan prilaku konsumen.
Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering
dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.
b)
Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk
ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian
dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu
yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari
mempelajari sesuatu.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk
yaitu perilaku konsumen
menurut Schiffman, Kanuk (2004, p. 8) adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen
dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian
produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan
kebutuhan konsumen. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
adalah :
1. Faktor Sosial
a. Kelompok
a. Kelompok
Sikap dan perilaku seseorang
dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada
yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group
terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan
kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang
sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang).
(Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b. Pengaruh keluarga
Keluarga memberikan pengaruh
yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran
dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang
berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam
keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003,
p.204).
c. Peran dan status
c. Peran dan status
Seseorang memiliki beberapa
kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role
terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai
dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang
merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler,
Amstrong, 2006, p.135).
2. Faktor Personal
a. Situasi ekonomi
a. Situasi ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang
akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas
atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi
seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada
suatu produk tertentu
(Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b. Gaya hidup
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
b. Gaya hidup
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
c. Kepribadian dan konsep
diri
Personality adalah
karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon
terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang
percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah
beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki
gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan
konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
d. Usia
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
e. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan
jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari
catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang
dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya
dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler,
Bowen,Makens, 2003, p. 207).
3. Faktor Psikologis
a. Motivasi
a. Motivasi
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan
seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow,
seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia
diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak
mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri,
pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah
terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut
akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan
paling
penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).
b. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang
memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah
gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi
yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).
c. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu
berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima
(mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari
pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman
pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi
perilaku masa
depan
dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).
d. Keyakinan dan sikap
d. Keyakinan dan sikap
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif bahwa
seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli,
opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan sikap adalah
evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif
konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006,
p.145).
4. Faktor Budaya
4. Faktor Budaya
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya
(Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan
perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi,
keinginan, dan perilaku yang dipelajari
seseorang secara terus-menerus dalam sebuah
lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003,
pp.201-202).
a. Cabang kebudayaan
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).
b. Kelas sosial
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132).
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar