1. Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk
menjalankan bisnis (profit atau nonprofit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan
barang dan atau jasa, menetapkan harga, mendistribusikan, serta
mempromosikannya melalaui proses pertukaran agar memeuaskan konsumen dan
mencapai tujuan perusahaan.
Pengertian pemasaran sering diartikan
dengan penjualan. Pengertian pemasaran sebenarnya lebih luas dari kegiatan
penjualan. Bahkan sebaliknya, penjualan adalah sebagian dari pemasaran. Tujuan
kegiatan pemasaran bukanlah sederhana dan sepihak (untuk kepuasan konsumen
saja), tetapi tujuan sebenarnya adalah demi kepentingan perusahaan juga.
Konsumen yang puas karena kebutuhannya
terpenuhi merupakan pelanggan yang menguntungkan perusahaan. Dengan kata lain,
tujuan perusahaan akan tercapai melalui pencapaian tujuan konsumen.
Konsep-konsep inti
pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai
dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar.
Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu.
Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan
akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk
membelinya.
2. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan
aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk
membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah
(low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah,
sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Keputusan
pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2044, p.547) adalah pemilihan dari dua atau
lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat
membuat keputusan haruslah tersedia bebrapa alternatif pilihan. Keputusan untuk
membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan
tersebut itu dilakukan.
Berdasarkan landasan teori,
ada dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal
dan faktor internal.
a)
Faktor eksternal
Faktor
eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial,
kebudayaan, marketing strategi, dan kelompok referensi. Kelompok referensi
merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada
sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang
dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah
laku.
b)
Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor
internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar.
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang
bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari
mempelajari sesuatu.
3. Atribut produk
Atribut produk dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang produk itu sendiri. Agar dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai pengertian atribut produk, maka di bawah ini beberapa pengertian
mengenai atribut produk menurut para ahli.Menurut Tjiptono (2007) atribut
produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Kemudian menurut Kotler dan
Amstrong (2003) Atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa yang
melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan.
Berdasarkan definisi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur dari sebuah produk yang
dipandang penting oleh konsumen dan mencerminkan pengembangan suatu produk
untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian.
Kotler dan Amstrong (2003) mengemukakan bahwa manfaat yang ditawarkan
oleh atribut produk dalam bentuk:
1. Kualitas Produk
Kualitas adalah salah satu alat penting bagi
pemasar untuk menetapkan posisi. Kualitas mempunyai dua dimensi, yaitu tingkat
dan konsistensi. Ketika mengembangkan suatu produk, pemasar mula-mula harus
memilih tingkat kualitas yang akan mendukung posisi produk di pasar sasaran.
Disini kualitas produk berarti kemampuan produk untuk melaksanakan
fungsi-fungsinya. Selain tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga dapat
berarti konsistensi tingkatan kualitas yang tinggi. Dalam konsisten yang tinggi
tersebut kualitas produk berarti kualitas kesesuaian bebas dari kecacatan dan
kekonsistenan dalam memberikan tingkatan kualitas yang dijanjikan.
2. Fitur
Produk
Sebuah produk yang ditawarkan dengan berbagai
fitur. Sebuah model awal tanpa tambahan yang menyertai produk tersebut menjadi
titik awalnya. Perusahaan yang dapat menciptakan model dari tingkat lebih
tinggi dengan menambahkan berbagai fitur. Fitur adalah alat persaingan untuk
membedakan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya.
Menjadi produsen awal yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap
bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing.
3. Gaya dan Desain Produk
Cara lain untuk menambah nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya
dan desain produk yang khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya
semata-mata penampilan produk tertentu. Gaya mengedepankan tampilan luar dan membuat
orang bosan. Gaya yang sensasional mungkin akan mendapatkan perhatian dan
mempunyai nilai seni, tetapi tidak selalu membuat produk tertentu berkinerja
lebih baik. Berbeda dengan gaya, desain bukan sekedar tampilan setipis kulit
ari, desain masuk ke jantung produk. Desain yang baik dapat memberikan
kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Gaya dan desain
yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, memotong biaya
produksi, dan memberikan keunggulan bersaing di pasar sasaran